Profil Desa Pucungbedug
Ketahui informasi secara rinci Desa Pucungbedug mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Pucungbedug, Purwanegara, Banjarnegara. Mengupas tuntas potensi pertanian singkong dan palawija, pengembangan UMKM lokal, kondisi demografi, serta infrastruktur terkini sebagai salah satu pilar agraris di Kabupaten Banjarnegara.
-
Pusat Agraris
Perekonomian Desa Pucungbedug sangat bergantung pada sektor pertanian, dengan komoditas unggulan seperti singkong, cabai, jagung, dan kacang tanah yang menjadi penopang utama kehidupan masyarakat.
-
Potensi UMKM
Desa ini memiliki potensi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama dalam pengolahan hasil pertanian seperti singkong menjadi produk bernilai tambah, meskipun masih menghadapi tantangan dalam hal inovasi dan pemasaran digital.
-
Peningkatan Konektivitas
Pembangunan infrastruktur strategis, seperti jembatan penghubung antar dusun dan desa, menjadi prioritas untuk membuka isolasi wilayah, melancarkan distribusi hasil bumi, dan meningkatkan akses warga terhadap layanan publik.

Desa Pucungbedug, yang berlokasi di Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, merupakan sebuah wilayah yang mengandalkan sektor agraris sebagai denyut nadi utama perekonomiannya. Berada di lanskap perbukitan khas Banjarnegara, desa ini menyimpan potensi besar dalam bidang pertanian dan pengembangan usaha lokal, sambil terus menghadapi tantangan modernisasi dan peningkatan konektivitas untuk kesejahteraan warganya. Dalam beberapa tahun terakhir, fokus pada pengembangan komoditas lokal dan pembangunan infrastruktur dasar menjadi agenda penting bagi pemerintah desa dan kabupaten.
Kawasan ini tidak hanya berfungsi sebagai lumbung pangan bagi sekitarnya, tetapi juga sebagai medan perjuangan bagi para petani dan pelaku usaha kecil untuk meningkatkan nilai ekonomi dari hasil bumi yang melimpah. Dengan dukungan program pemerintah dan inisiatif masyarakat, Desa Pucungbedug perlahan bertransformasi menjadi wilayah yang lebih terbuka dan berdaya saing, menjadikannya sebuah contoh menarik dari dinamika pembangunan perdesaan di era sekarang.
Letak Geografis dan Batas Administratif
Secara geografis, Desa Pucungbedug terletak pada koordinat 7°27′37″ Lintang Selatan dan 109°35′36″ Bujur Timur. Lokasinya yang berada di dalam wilayah Kecamatan Purwanegara menempatkannya sebagai salah satu dari 13 desa di kecamatan tersebut. Akses menuju desa ini dapat ditempuh melalui jalan raya yang menghubungkan pusat kecamatan dengan kawasan perdesaan di sekitarnya.
Berdasarkan data administrasi, wilayah Desa Pucungbedug memiliki batas-batas yang jelas dengan desa-desa tetangganya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Rakit. Di sebelah timur, berbatasan dengan Kecamatan Bawang. Sementara itu, sisi selatan berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan sisi barat berbatasan dengan Kecamatan Mandiraja. Batas-batas ini menjadikan Pucungbedug memiliki posisi yang cukup strategis dalam interaksi ekonomi dan sosial dengan wilayah lain di sekitarnya. Luas wilayah Desa Pucungbedug, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, mencakup area yang signifikan untuk kegiatan pertanian dan permukiman penduduk.
Gambaran Demografi dan Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan yang dirilis oleh BPS dalam publikasi "Kecamatan Purwanegara dalam Angka", populasi Desa Pucungbedug menunjukkan komposisi penduduk yang khas untuk wilayah perdesaan agraris. Data terakhir menunjukkan jumlah penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan rasio yang relatif seimbang. Total populasi ini tersebar di beberapa dusun atau grumbul yang menjadi pusat-pusat permukiman, di antaranya Dusun Siteki dan Dusun Pakuran.
Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduk Desa Pucungbedug tergolong sedang. Kepadatan ini memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal untuk pertanian tanpa menimbulkan tekanan populasi yang berlebihan. Struktur penduduknya didominasi oleh usia produktif, di mana sebagian besar dari mereka menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sisanya bekerja di sektor perdagangan, jasa, dan sebagai wiraswasta. Tingkat pendidikan warga bervariasi, dengan fasilitas pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tersedia di desa untuk melayani kebutuhan pendidikan anak-anak setempat.
Tulang Punggung Perekonomian: Sektor Pertanian
Perekonomian Desa Pucungbedug secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian. Lahan yang subur dimanfaatkan oleh sebagian besar warga untuk menanam berbagai komoditas palawija yang menjadi andalan. Komoditas utama yang dihasilkan dari wilayah ini yaitu singkong, cabai, jagung, dan kacang tanah. Singkong, khususnya, menjadi salah satu produk unggulan yang hasilnya melimpah saat musim panen. Beberapa varietas singkong lokal Banjarnegara seperti varietas lanting, darma, dan samar turut dikembangkan di sini.
Meskipun potensi hasil panennya besar, para petani sering kali menghadapi tantangan klasik, yakni fluktuasi harga jual komoditas mentah. Ketika harga pasar anjlok, petani berisiko mengalami kerugian. Hal ini mendorong munculnya kesadaran akan pentingnya pengolahan pascapanen untuk meningkatkan nilai jual. Berbagai program, termasuk yang diinisiasi oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan dinas terkait, telah mencoba memperkenalkan diversifikasi produk olahan singkong, seperti keripik, tepung mocaf, dan penganan lainnya.
"Pemanfaatan singkong sebagai potensi pengembangan ekonomi di Desa Pucungbedug sangat besar, namun perlu dioptimalkan melalui inovasi produk dan strategi pemasaran yang lebih baik," sebut sebuah riset pengabdian masyarakat dari UIN Saizu Purwokerto yang dilaksanakan di desa ini. Dengan pengolahan yang tepat, singkong tidak hanya dijual sebagai bahan mentah, tetapi dapat menjadi produk bernilai tambah yang mendongkrak pendapatan petani.
Denyut Ekonomi Lokal: UMKM dan Industri Rumahan
Di luar pertanian, denyut ekonomi Desa Pucungbedug juga terasa melalui kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta industri rumahan. Salah satu yang cukup dikenal ialah industri kecap rumahan "Dua Apel" yang berlokasi di Dusun Siteki. Keberadaan industri ini menunjukkan bahwa ada potensi untuk mengembangkan produk non-pertanian yang memiliki pasar tersendiri.
Selain itu, kegiatan perdagangan juga menjadi sumber penghidupan bagi sebagian warga. Keberadaan Pasar Jambu di bagian selatan desa menjadi pusat aktivitas ekonomi tidak hanya bagi warga Pucungbedug, tetapi juga bagi desa-desa tetangga seperti Petir dan Kaliajir. Pasar tradisional ini ialah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk berbagai kebutuhan pokok dan hasil bumi.
Namun pengembangan UMKM di desa ini masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa studi menunjukkan bahwa para pelaku UMKM masih memerlukan pendampingan dalam hal inovasi produk, pengemasan yang menarik, dan terutama, pemanfaatan pemasaran digital. Inisiatif seperti program "Muda Berkarya" yang menyasar pemberdayaan remaja dalam digitalisasi pemasaran diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk memperluas jangkauan pasar produk-produk lokal Pucungbedug.
Infrastruktur dan Pembangunan Desa
Pemerintah, baik di tingkat desa maupun kabupaten, terus mengupayakan peningkatan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Salah satu proyek pembangunan monumental yang baru-baru ini dilaksanakan yaitu pembangunan jembatan penghubung dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II Tahun 2025. Proyek ini membangun jembatan sepanjang 20 meter yang menghubungkan Dusun Pakuran di Desa Pucungbedug dengan Dusun Sabrang Kidul di Desa Kaliajir.
Menurut pernyataan resmi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, pembangunan jembatan ini diharapkan dapat membuka akses yang selama ini cukup terisolasi, terutama untuk melancarkan distribusi hasil pertanian serta mempermudah akses warga terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan. "Harapannya dengan ada jembatan penghubung ini nantinya dapat meningkatkan perekonomian dan derajat kesehatan masyarakat," ungkap pejabat setempat saat peresmian program tersebut pada Mei 2025.
Selain jembatan, program TMMD juga menyentuh pembangunan fasilitas lain seperti pos kamling dan rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH). Peningkatan akses jalan desa, penyediaan air bersih, dan fasilitas publik lainnya juga menjadi prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) setiap tahunnya, yang menunjukkan komitmen berkelanjutan untuk memajukan desa.
Prospek dan Tantangan Masa Depan
Menatap masa depan, Desa Pucungbedug memiliki prospek yang cerah namun diiringi dengan tantangan yang perlu diatasi secara komprehensif. Prospek utamanya terletak pada optimalisasi potensi agraris melalui hilirisasi industri. Transformasi dari penjual bahan mentah menjadi produsen produk olahan merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menciptakan lapangan kerja baru di desa.
Pemanfaatan teknologi digital menjadi salah satu jalan keluar untuk tantangan pemasaran. Dengan jangkauan internet yang semakin meluas, produk-produk UMKM Desa Pucungbedug berpeluang menembus pasar yang lebih luas melalui platform e-commerce dan media sosial. Namun, hal ini menuntut peningkatan literasi digital di kalangan masyarakat, khususnya para pelaku usaha dan generasi muda.
Tantangan lainnya ialah regenerasi petani. Seperti banyak desa agraris lainnya, Pucungbedug menghadapi potensi perginya generasi muda ke kota (urbanisasi) untuk mencari pekerjaan di luar sektor pertanian. Oleh karena itu, menciptakan sektor pertanian dan UMKM yang modern, inovatif, dan menguntungkan menjadi sangat penting untuk menarik minat generasi penerus. Dengan sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan dukungan dari pihak luar, Desa Pucungbedug berpotensi besar untuk tumbuh menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.